Berikut tiga cerpen yang dibuat oleh Jihan pada jam istirahat. Tiga judul sekaligus bahkan ditambah satu artikel. Hebat! Selamat! Selamat juga kepada walikelasnya!
![]() |
Jihan Aufa Zaskiah (Kelas 6B) |
1. Aris dan Nada Awal
Oleh: Jihan Aufa Zaskiah (Kelas 6B)
Dikirim pada: 19 September 2025
Di sebuah desa yang dikelilingi hutan bambu, hiduplah seorang pandai besi bernama Aris. Namun, ia berbeda dari pandai besi lain. Bukannya membuat pedang atau pisau, Aris menciptakan instrumen musik: seruling dari besi yang merdu, gong yang bergetar dalam, hingga lonceng yang berbunyi seperti tetesan hujan.
Suatu ketika, desa itu dilanda sebuah fenomena aneh bernama Sunyi Abadi. Perlahan semua suara menghilang—kicau burung lenyap, gemericik sungai terhenti, bahkan tawa anak-anak pun sirna. Desa yang biasanya ramai mendadak sepi dan muram.
Aris teringat kisah kakeknya tentang Lagu Awal, melodi purba yang menjadi sumber segala suara di dunia. Jika melodi itu ditemukan kembali, suara bisa kembali hidup. Dengan tekad kuat, Aris memulai perjalanan membawa palu dan sebilah besi. Ia melewati hutan, mendaki gunung, hingga tiba di sebuah gua dengan danau berair seperti cermin.
Di tengah danau, sebuah batu besar mengapung. Aris meletakkan besinya di atas batu lalu memukulnya. Terdengarlah sebuah nada tunggal yang jernih dan indah—Nada Awal. Suara itu menjalar seperti riak, keluar dari gua hingga menjangkau desa. Perlahan, burung kembali berkicau, sungai bergemercik, dan tawa anak-anak terdengar lagi.
Aris pun pulang sebagai pahlawan. Ia bukan lagi sekadar pandai besi, melainkan Penjaga Suara—orang yang mengembalikan kehidupan lewat melodi.
2. Lino dan Pesawat Kertas
Oleh: Jihan Aufa Zaskiah (Kelas 6B)
Dikirim pada: 19 September 2025
Di sebuah kota yang diselimuti kabut asap, hiduplah seorang anak bernama Lino. Ia gemar membuat mainan dari barang bekas: botol plastik jadi robot, kaleng susu jadi kereta mini, kayu sisa jadi perahu. Namun, yang paling ia sayangi adalah pesawat kertas berwarna-warni yang selalu ia bawa di saku.
Suatu malam, kakeknya bercerita tentang Langit Bintang, tempat udara bersih dan bintang berkilau terang. Konon, itulah tujuan akhir setiap hembusan angin. Lino terinspirasi dan bermimpi pergi ke sana demi membawa kembali keajaiban bagi kotanya yang tertutup kabut.
Dengan tekad bulat, Lino merakit pesawat sungguhan dari barang bekas: sayap seng, badan tong minyak, mesin kipas rusak. Meski dianggap gila oleh tetangga, ia tetap berangkat. Pada malam sunyi, ia terbangkan pesawatnya dari bukit.
Di tengah badai angin, pesawatnya hampir jatuh. Lino pun mengeluarkan pesawat kertas kesayangannya. Ajaibnya, pesawat kecil itu seolah menuntun arah hingga Lino berhasil mencapai Langit Bintang. Dari sana, ia melihat bintang gemerlap dan udara bersih, sementara kotanya tampak tertutup kabut jauh di bawah.
Lino pulang tanpa membawa bintang, hanya kisah dan tekad. Namun, ceritanya menginspirasi warga. Mereka mulai membersihkan kota, menanam pohon, dan mengubah kebiasaan. Perlahan, kabut menipis dan bintang kembali tampak.
Lino membuktikan bahwa keajaiban bukan hanya di langit, tetapi juga dalam hati yang berani bermimpi.
3. Aya dan Mata Air Tersembunyi
Oleh: Jihan Aufa Zaskiah (Kelas 6B)
Dikirim pada: 19 September 2025
Di kaki gunung berselimut kabut, hiduplah seorang gadis bernama Aya. Ia memiliki kebiasaan unik: berbincang dengan bunga di taman ibunya. Orang dewasa menganggapnya aneh, tetapi anak-anak senang mendengarkan kisah dari bunga-bunga yang menurut Aya bisa berbicara.
Suatu hari, desa dilanda kekeringan. Sumur kering, tanaman layu, bunga-bunga pun terkulai. Aya teringat bisikan bunga lily putih: “Air tak selalu tampak. Kadang ia tersembunyi, menunggu orang yang sabar menemukannya.”
Dengan tekad, Aya masuk hutan di balik desa. Ia berjalan berhari-hari hingga lelah dan terluka. Sampai suatu sore, ia jatuh ke celah batu dan menemukan genangan air jernih berkilau—mata air tersembunyi!
Aya memimpin warga menuju sumber air itu. Mereka bekerja sama membuat saluran bambu untuk mengalirkannya ke desa. Perlahan, kehidupan kembali. Sungai kecil terisi air, dan bunga-bunga kembali mekar.
Sejak hari itu, Aya tidak lagi dianggap aneh. Ia dikenal sebagai gadis yang mendengarkan bisikan alam dan menyelamatkan desanya.
0 Comments