![]() |
| Seminar Klenengan & Tari |
Kepala Dinas Disbudporapar menegaskan bahwa inti dari seminar ini adalah mengupayakan agar sekolah-sekolah dapat menghadirkan satu paket seni budaya berupa klenengan atau gamelan yang terintegrasi dengan pembelajaran seni tari. Menurutnya, seni tradisi hanya dapat bertahan apabila ditanamkan secara rutin dan sistematis melalui lingkungan pendidikan, terutama pada jenjang sekolah dasar. Kehadiran gamelan dan tari di sekolah dinilai menjadi pintu masuk penting bagi pembentukan karakter budaya generasi muda Sumenep.
Acara seminar ini semakin berwibawa dengan hadirnya dua narasumber utama, yakni Pak Daruk dan Pak Iskandar, dua tokoh karawitan yang dikenal luas atas dedikasi mereka dalam pengembangan seni tradisi Madura. Melalui paparan yang mengalir dan komprehensif, keduanya membahas pentingnya kesinambungan latihan karawitan, penataan manajemen sanggar sekolah, hingga integrasi gamelan dengan tari tradisi untuk menciptakan pertunjukan yang utuh dan bernilai.
Peserta seminar sendiri bukan sekadar guru atau perwakilan lembaga pendidikan, melainkan grup-grup karawitan—termasuk dari sekolah—yang selama ini telah memiliki jadwal tampil terstruktur dan konsisten dalam menghidupkan seni budaya di Kabupaten Sumenep. SDN Pangarangan 3 termasuk salah satu sekolah yang mampu menunjukkan komitmen nyata. Selama ini, SDN Pangarangan 3 rutin tampil dua bulan sekali di Keraton Sumenep selama dua hingga tiga hari berturut-turut melalui sanggar karawitan kebanggaan sekolah, yaitu Sanggar Karawitan Karembangan.
Sanggar ini menjadi salah satu identitas kuat SDN Pangarangan 3, dibina langsung oleh Bapak Hairullah dan dilatih secara teknis oleh pelatih ahli, Bapak Rifai. Kehadiran mereka dalam seminar ini tidak hanya sekadar memenuhi undangan, tetapi sekaligus memperkuat kapasitas sekolah dalam mengembangkan seni karawitan agar lebih profesional, modern, dan tetap berakar pada tradisi. Komitmen untuk terus belajar menjadi salah satu alasan SDN Pangarangan 3 dipercaya tampil reguler di ruang budaya bersejarah seperti Keraton Sumenep.
Delegasi SDN Pangarangan 3, yakni Bapak Moh. Zaini dan Bapak Hairullah, mengikuti rangkaian seminar dengan penuh antusias. Mereka mendapatkan banyak wawasan baru tentang teknik perawatan gamelan, penyusunan repertoar karawitan, metode pengajaran karawitan untuk anak usia SD, hingga strategi menjadikan seni budaya sebagai program unggulan sekolah. Kehadiran mereka juga menjadi bukti bahwa SDN Pangarangan 3 bukan hanya unggul dalam prestasi akademik dan olahraga, tetapi juga turut menjaga warisan budaya leluhur melalui pendidikan seni yang berkelanjutan.
Keikutsertaan dalam seminar ini menjadi langkah nyata bagi SDN Pangarangan 3 untuk terus memperkuat posisi sebagai sekolah yang berkomitmen tinggi terhadap pelestarian budaya. Dengan integrasi karawitan dan tari yang semakin matang, sekolah berharap dapat memberikan pengalaman belajar yang kaya, berkarakter, dan penuh nilai bagi seluruh siswa. Ke depan, SDN Pangarangan 3 menargetkan agar Sanggar Karembangan tidak hanya rutin tampil di Keraton Sumenep, tetapi juga dapat mengikuti festival seni tingkat kabupaten hingga provinsi.
Melalui kegiatan ini, SDN Pangarangan 3 Sumenep kembali menunjukkan bahwa pendidikan tidak hanya tentang ilmu pengetahuan, tetapi juga tentang pembentukan karakter melalui seni dan budaya. Dengan dukungan Disbudporapar, para narasumber ahli, serta pembina dan pelatih yang berdedikasi, sekolah optimistis seni karawitan dan tari akan menjadi bagian penting dari identitas lulusan yang berbudaya, kreatif, dan membanggakan.
#SeminarKlenengan2025 #SeniTariSumenep #KarawitanMadura #SDNPangarangan3Sumenep #SanggarKarembangan #GamelanDiSekolah #DisbudporaparSumenep #PendopoKeratonSumenep #BudayaMadura #PendidikanBerbasisBudaya #GuruBerprestasiSumenep #SeniTradisiUntukAnak #KlenenganSekolah #Hairullah #MohZaini #RifaiKarawitan

0 Comments