Sumenep, 4 November 2025, aula SDN Pangarangan 3 Sumenep tampak lebih hidup dari biasanya. Suasana hangat terasa ketika para guru berkumpul mengikuti kegiatan penting: Tutorial Pengisian Profil Belajar Siswa (PBS) yang dipandu langsung oleh Bapak Moh. Zaini, salah satu guru yang dikenal tekun dan peduli terhadap pengembangan pendidikan inklusif di sekolah.
Kegiatan ini menjadi bagian dari upaya besar sekolah untuk mendukung program Kemendikdasmen dalam mewujudkan pembelajaran yang ramah dan akomodatif bagi semua peserta didik, termasuk mereka yang memiliki kebutuhan khusus. Dengan semangat yang sama, para wali kelas dari kelas 1 hingga kelas 6 mengikuti kegiatan ini dengan antusias, mencatat setiap penjelasan, dan berdiskusi tentang pengalaman mereka selama mendampingi siswa.
Dalam pemaparannya, Moh. Zaini menjelaskan bahwa Profil Belajar Siswa (PBS) adalah instrumen penting yang dikembangkan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan bersama Kementerian Agama melalui program kemitraan Indonesia-Australia, INOVASI. Tujuan utamanya adalah untuk mengidentifikasi kebutuhan, potensi, dan kesulitan belajar siswa, agar guru dapat menyesuaikan strategi pembelajaran dengan lebih tepat dan manusiawi.
![]()  | 
| Tutorial Pengisian Profil Belajar Siswa (PBS) Bersama Bapak Moh. Zaini | 
“Setiap anak itu unik. Ada yang cepat tangkap, ada yang butuh waktu lebih lama. PBS membantu kita memahami mereka lebih dalam, bukan sekadar menilai kemampuan akademiknya, tapi juga mengenali siapa mereka sebenarnya,” ujar Moh. Zaini dengan nada lembut namun penuh makna.
Dalam sesi pelatihan ini, peserta diajak memahami delapan komponen penting dalam pengisian Profil Belajar Siswa. Pertama adalah identifikasi kesulitan fungsional, yang mengacu pada panduan resmi dari Kemendikdasmen untuk mengenali kesulitan penglihatan, pendengaran, berjalan, belajar, hingga berinteraksi. Komponen kedua berisi informasi umum tentang kesehatan dan kondisi keluarga siswa yang memiliki hambatan belajar.
![]()  | 
| Klik gambar untuk mengunjungi PBS | 
Komponen ketiga adalah pergerakan di lingkungan sekolah atau madrasah, di mana guru perlu memastikan aksesibilitas bagi siswa disabilitas agar mereka bisa beraktivitas tanpa hambatan. Komponen keempat menyoroti potensi dan kemampuan siswa—baik dalam seni, olahraga, maupun karakter—agar guru tidak hanya fokus pada keterbatasan, tetapi juga menumbuhkan kelebihan yang dimiliki setiap anak.
Selanjutnya, guru juga perlu memperhatikan kebutuhan pendampingan di sekolah, baik dari guru pembimbing khusus maupun tenaga bantu yang memahami kondisi siswa. Komponen keenam, alat bantu khusus, berisi pendataan alat bantu seperti kacamata, alat dengar, atau perangkat belajar digital. Komponen ketujuh berisi informasi medis dan kesehatan siswa yang berguna untuk menyesuaikan kegiatan belajar agar tetap aman dan nyaman.
Terakhir, komponen kedelapan adalah kesimpulan sementara dan rencana tindak lanjut. Di sini, guru diminta menyusun langkah-langkah konkret untuk mendukung perkembangan belajar siswa, seperti menyesuaikan RPP, berkolaborasi dengan orang tua, dan mengupayakan lingkungan belajar yang inklusif.
Kepala SDN Pangarangan 3, Bapak Zainal, S.Pd., menyampaikan rasa terima kasih dan apresiasi kepada Moh. Zaini atas inisiatifnya mengadakan kegiatan ini. Menurutnya, pendidikan inklusif bukan sekadar menerima siswa berkebutuhan khusus di kelas, tetapi memastikan bahwa mereka mendapatkan hak belajar yang setara. “PBS ini menjadi cermin bagi kita semua untuk lebih peka, lebih empatik, dan lebih manusiawi dalam mendidik,” ucapnya.
Beliau juga menegaskan bahwa semua wali kelas akan segera menuntaskan pengisian Profil Belajar Siswa pada pekan pertama bulan November. Data yang terkumpul nantinya akan menjadi dasar bagi guru dalam merancang pembelajaran yang sesuai dengan karakter dan kebutuhan masing-masing siswa.
Kegiatan ini diakhiri dengan sesi praktik langsung pengisian PBS digital yang dipandu oleh Moh. Zaini bersama tim operator sekolah. Para guru tampak bersemangat mencoba setiap bagian dari instrumen tersebut, saling bertanya, dan memberi masukan satu sama lain. Suasana keakraban dan semangat gotong royong benar-benar terasa sepanjang acara berlangsung.
SDN Pangarangan 3 Sumenep sekali lagi menunjukkan komitmennya untuk menjadi sekolah yang tidak hanya berprestasi, tetapi juga berempati. Melalui Profil Belajar Siswa, sekolah ini berharap setiap anak—tanpa terkecuali—dapat belajar dengan bahagia, tumbuh sesuai potensinya, dan merasa diterima apa adanya.
#ProfilBelajarSiswa #PBSKemendikdasmen #PendidikanInklusif #SDNPangarangan3 #Inklusi #Disabilitas #MohZaini #INOVASI #Kemendikdasmen #Sumenep



0 Comments