Sumenep, 17 Oktober 2025--SDN Pangarangan 3 Sumenep kembali dipenuhi ketenangan dan kekhusyukan. Kegiatan pembacaan Yasin dan tahlil minggu ke-11 kembali digelar dengan penuh semangat. Kali ini, kegiatan tersebut dipimpin langsung oleh para Ustaz Cilik (Ucil) — sebutan untuk siswa-siswi terpilih yang menjadi pembimbing spiritual dalam kegiatan keagamaan di sekolah.
Kegiatan yang telah menjadi tradisi rutin setiap Jumat pagi ini bukan hanya sekadar doa bersama, tetapi juga menjadi bagian dari pembinaan karakter dan pembentukan Dimensi Profil Lulusan, terutama pada dimensi beriman, bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, dan berakhlak mulia.
Ucil, Pemimpin Muda yang Menginspirasi
Sejak program Ucil diluncurkan di SDN Pangarangan 3, peran siswa dalam kegiatan keagamaan semakin menonjol. Mereka tidak hanya menjadi peserta, tetapi juga pemimpin kegiatan spiritual. Pada pelaksanaan minggu ke-11 ini, Ucil menunjukkan kemampuan mereka dalam memimpin bacaan Yasin, tahlil, dan doa dengan penuh penghayatan.
Kepala SDN Pangarangan 3, Zainal, S.Pd., memberikan apresiasi atas kedisiplinan dan keikhlasan para siswa yang terlibat:
“Kami sangat bangga dengan anak-anak yang tergabung dalam Ucil. Mereka bukan hanya belajar membaca Yasin dan tahlil, tapi juga belajar menjadi pemimpin dalam ibadah, mengasah rasa tanggung jawab dan percaya diri,” ujar beliau.
Menurutnya, kegiatan seperti ini sangat penting untuk menumbuhkan rasa spiritualitas dan kebersamaan di lingkungan sekolah, terutama di tengah arus modernisasi yang semakin cepat.
Makna Yasin dan Tahlil di Sekolah: Membentuk Jiwa yang Damai dan Bersyukur
Kegiatan Yasin dan tahlil yang dilakukan setiap Jumat bukan hanya seremonial. Di balik lantunan ayat-ayat suci tersebut, tersimpan nilai-nilai luhur yang menjadi fondasi pendidikan karakter di SDN Pangarangan 3.
Guru PAI, menjelaskan bahwa kegiatan ini memiliki makna yang sangat dalam.
“Anak-anak belajar arti kebersamaan, menghargai waktu ibadah, dan mengingat pentingnya doa untuk orang tua, guru, serta seluruh umat. Ini pembelajaran kehidupan,” jelasnya.
Selain itu, kegiatan ini juga melatih siswa untuk memahami makna spiritual di balik doa-doa tahlil, serta menanamkan nilai rasa hormat kepada leluhur dan para pahlawan pendidikan yang telah berjasa besar dalam sejarah sekolah.
Rangkaian Kegiatan yang Tertib dan Khidmat
Kegiatan pembacaan Yasin dan tahlil minggu ke-11 dimulai pukul 06.30 WIB di halaman sekolah. Seluruh siswa dari kelas 1 hingga kelas 6 hadir dengan pakaian seragam muslim yang rapi. Setelah pembacaan surat Yasin yang dipimpin oleh Ucil, kegiatan dilanjutkan dengan tahlil dan doa bersama untuk keselamatan serta kelancaran belajar di SDN Pangarangan 3.
Suasana berlangsung khusyuk, tertib, dan penuh makna. Beberapa guru turut mendampingi siswa, membantu menjaga ketertiban dan memastikan setiap anak mengikuti kegiatan dengan benar. Tak jarang, beberapa siswa tampak meneteskan air mata ketika doa bersama dilakukan — tanda keikhlasan dan kedalaman spiritual yang mulai tumbuh sejak dini.
Pembiasaan yang Menjadi Budaya Sekolah
Program pembacaan Yasin dan tahlil yang telah berlangsung selama sebelas minggu berturut-turut ini merupakan bagian dari program pembiasaan karakter religius di SDN Pangarangan 3. Kegiatan ini juga menjadi bentuk nyata dari implementasi pendidikan berkarakter berbasis nilai-nilai religius.
Sekolah berkomitmen agar kegiatan ini terus berlanjut hingga menjadi identitas budaya sekolah. Tidak hanya sebagai rutinitas, tetapi sebagai ruh pembentuk karakter siswa agar tumbuh menjadi generasi yang beriman, berilmu, dan berakhlak mulia.
Dukungan dari Seluruh Warga Sekolah
Seluruh warga sekolah — mulai dari guru, tenaga kependidikan, hingga siswa — memberikan dukungan penuh terhadap pelaksanaan kegiatan ini. Para guru juga berperan aktif sebagai pembimbing bagi para Ucil, memastikan mereka memahami tata cara bacaan dan adab dalam memimpin doa.
Salah satu siswa kelas 5 yang tergabung dalam Ucil, mengaku senang bisa dipercaya menjadi pemimpin kegiatan:
“Awalnya saya grogi, tapi sekarang saya jadi lebih berani dan hafal bacaannya. Saya ingin terus belajar supaya bisa jadi pemimpin yang baik di sekolah dan di rumah,” ujarnya dengan semangat.
Menanamkan Nilai Spiritualitas Sejak Dini
Kegiatan ini juga menjadi bentuk nyata dari penerapan nilai spiritual intelligence (kecerdasan spiritual) di sekolah dasar. Melalui kegiatan Yasin dan tahlil, anak-anak belajar untuk menyeimbangkan antara kecerdasan intelektual, emosional, dan spiritual.
Guru agama Islam, menambahkan bahwa kegiatan ini memiliki efek positif terhadap perilaku siswa di kelas.
“Anak-anak jadi lebih tenang, sopan, dan punya rasa hormat lebih tinggi terhadap guru dan teman-teman. Ini efek nyata dari pembiasaan ibadah di sekolah,” jelasnya.
Harapan ke Depan: Menjadi Generasi Religius yang Membawa Ketenangan
Melalui pembacaan Yasin dan tahlil minggu ke-11 ini, SDN Pangarangan 3 berharap agar seluruh siswa terus membawa semangat religius dalam kehidupan sehari-hari. Kegiatan ini tidak hanya mendidik dalam aspek akademik, tetapi juga menyentuh sisi spiritual dan moral siswa secara mendalam.
Kepala sekolah menegaskan bahwa kegiatan ini akan terus dilestarikan dan ditingkatkan kualitasnya.
“Kami ingin SDN Pangarangan 3 menjadi sekolah yang tidak hanya cerdas secara akademik, tapi juga kuat secara spiritual dan berkarakter,” pungkas Zainal, S.Pd.
Kegiatan pembacaan Yasin dan tahlil minggu ke-11 yang dipimpin oleh Ucil pada 17 Oktober 2025 ini kembali menegaskan peran SDN Pangarangan 3 sebagai sekolah yang menanamkan nilai-nilai religius sejak dini. Melalui kegiatan ini, para siswa belajar bukan hanya untuk menjadi pandai, tetapi juga menjadi manusia yang memiliki hati yang bersih, jiwa yang damai, dan karakter yang kuat.
#SDNPangarangan3 #YasinTahlil #Ucil #PendidikanKarakter #SekolahReligius #Sumenep #ProfilPelajarPancasila #JumatBerkah #AnakSaleh #KegiatanSekolah
0 Comments