Ucil Kembali Pimpin Pembacaan Yasin dan Tahlil Minggu ke-12 di SDN Pangarangan 3 Sumenep

Sumenep --- Setiap Jumat di SDN Pangarangan 3 Sumenep selalu menjadi momen yang dinantikan. Pagi yang penuh keberkahan itu kembali hadir pada 24 Oktober 2025, saat seluruh siswa, guru, dan tenaga kependidikan berkumpul di halaman sekolah untuk melaksanakan pembacaan Yasin dan tahlil minggu ke-12.

Ucil Kembali Pimpin Pembacaan Yasin dan Tahlil Minggu ke-12 di SDN Pangarangan 3 Sumenep
Ucil Kembali Pimpin Pembacaan Yasin dan Tahlil Minggu ke-12

Seperti pekan-pekan sebelumnya, kegiatan ini dipimpin oleh para Ustaz Cilik (Ucil) — sekelompok siswa terpilih yang menjadi panutan dalam kegiatan keagamaan sekolah. Dengan suara lantang namun lembut, mereka memimpin seluruh peserta membaca surat Yasin, dilanjutkan dengan tahlil dan doa bersama.

Kegiatan ini bukan hanya pembacaan rutin, melainkan bagian dari pembiasaan karakter religius yang telah menjadi ciri khas SDN Pangarangan 3. Tradisi ini terbukti menumbuhkan sikap spiritualitas, disiplin, dan tanggung jawab pada diri setiap siswa.

Kegiatan Penuh Berkah dan Makna

Sejak pukul 06.30 WIB, seluruh siswa sudah berbaris rapi di halaman sekolah. Dengan mengenakan seragam muslim yang bersih dan rapi, mereka duduk khusyuk mengikuti pembacaan Yasin yang dipandu oleh tim Ucil. Setelahnya, kegiatan dilanjutkan dengan tahlil bersama untuk mendoakan para guru, orang tua, dan seluruh keluarga besar sekolah.

Suasana berlangsung tenang dan penuh kekhidmatan, diiringi semilir angin pagi yang menambah kesejukan suasana. Para guru turut mendampingi siswa, membimbing mereka agar membaca dengan tertib dan benar.

Suasana Pembacaan Yasin dan Tahlil

Kepala SDN Pangarangan 3, Zainal, S.Pd., kembali menegaskan pentingnya kegiatan ini bagi pembentukan karakter siswa:

“Yasin dan tahlil bukan sekadar kegiatan seremonial, tapi sarana mendidik anak agar terbiasa bersyukur, berdoa, dan mengenang jasa orang-orang yang telah mendahului kita. Pembiasaan ini harus terus dijaga,” ujarnya.

Ustaz Cilik (Ucil): Pemimpin Muda yang Berjiwa Spiritual

Program Ucil (Ustaz Cilik) yang digagas oleh guru PAI menjadi salah satu inovasi unggulan sekolah. Ucil bukan hanya menghafal bacaan, tetapi juga belajar memimpin doa, membacakan ayat suci, dan meneladani akhlak islami dalam kehidupan sehari-hari.

Pembacaan Yasin dan Tahlil

Pada minggu ke-12 ini, para Ucil tampil semakin percaya diri. Mereka memimpin dengan suara yang mantap, menunjukkan peningkatan signifikan dalam penguasaan bacaan dan adab memimpin jamaah. Hal ini disambut bangga oleh para guru dan teman-temannya.

Bu Wulan menyampaikan bahwa perkembangan Ucil setiap minggu menunjukkan hasil pembinaan yang luar biasa:

“Anak-anak bukan hanya hafal, tapi mereka sudah paham makna di balik bacaan. Itulah yang paling penting — memahami nilai spiritual yang terkandung di dalam setiap doa,” tuturnya.

Membangun Tradisi Religius di Lingkungan Sekolah

Kegiatan pembacaan Yasin dan tahlil ini telah menjadi bagian dari budaya sekolah di SDN Pangarangan 3. Selama dua belas minggu berturut-turut, program ini terus berjalan tanpa henti, bahkan semakin mendapat dukungan dari seluruh warga sekolah dan orang tua siswa.

Bagi para guru, kegiatan ini menjadi momentum untuk menanamkan nilai moral dan spiritual di tengah kegiatan belajar yang padat. Sedangkan bagi para siswa, kegiatan ini menjadi wadah menenangkan hati sebelum memasuki pelajaran.

Salah satu siswa kelas 4, Annisa Nur Fajriyah, yang turut menjadi peserta aktif, mengungkapkan perasaannya:

“Saya senang bisa ikut Yasin dan tahlil setiap Jumat. Rasanya tenang, dan saya jadi lebih hafal bacaan. Saya ingin seperti Ucil, bisa memimpin teman-teman nanti,” ujarnya penuh semangat.

Spirit Kebersamaan dan Kepedulian Sosial

Kegiatan minggu ke-12 ini juga diisi dengan doa bersama untuk keselamatan bangsa, kesehatan guru dan siswa, serta keberhasilan kegiatan sekolah. Dalam momen tersebut, seluruh peserta diajak merenungkan pentingnya rasa syukur dan kebersamaan.

Selain itu, kegiatan M2M (Murid untuk Murid) akan digelar setelah tahlil juga tetap berjalan — berupa pengumpulan donasi sosial dari siswa untuk membantu teman-teman yang membutuhkan. Inisiatif ini memperkuat semangat gotong royong dan empati sosial, dua nilai penting dalam karakter siswa SDN Pangarangan 3.

Pendidikan yang Menyentuh Hati

Guru Pendidikan Agama Islam, Bu Wulan, menjelaskan bahwa kegiatan Yasin dan tahlil bukan hanya sarana ibadah, tetapi juga metode pendidikan moral yang efektif.

“Anak-anak diajarkan adab membaca Al-Qur’an, cara berdoa, dan menghargai waktu ibadah. Semua itu melatih kesabaran, disiplin, dan keikhlasan,” ucapnya.

Menurutnya, kegiatan seperti ini membantu membangun kecerdasan spiritual (SQ) yang seimbang dengan kecerdasan intelektual (IQ) dan emosional (EQ). Hal ini sejalan dengan visi sekolah untuk membentuk generasi beriman, berilmu, dan berakhlak mulia.

Langkah Kecil, Dampak Besar

Kegiatan pembacaan Yasin dan tahlil di SDN Pangarangan 3 telah menjadi inspirasi bagi sekolah lain di Kabupaten Sumenep. Dengan melibatkan siswa sebagai pemimpin, sekolah ini berhasil menciptakan pembelajaran partisipatif berbasis spiritualitas yang membentuk kepemimpinan sejak usia dini.

Kepala sekolah menegaskan bahwa kegiatan ini akan terus diperkuat sebagai program unggulan religius.

“Kami ingin setiap siswa tidak hanya bisa membaca dan berdoa, tapi juga memahami nilai-nilai yang terkandung di dalamnya. Itulah bekal kehidupan yang sesungguhnya,” jelas Zainal, S.Pd.

Penutup

Pembacaan Yasin dan tahlil minggu ke-12 pada 24 Oktober 2025 di SDN Pangarangan 3 Sumenep kembali menunjukkan bahwa pembiasaan baik, jika dilakukan dengan konsisten dan penuh makna, akan menghasilkan karakter yang kuat.

Melalui bimbingan para guru dan kepemimpinan para Ucil, kegiatan ini tidak hanya menjadi agenda rutin, tetapi juga menjadi denyut spiritual yang menghidupkan suasana sekolah setiap Jumat pagi.

0 Comments