Minggu ke-10 Pembacaan Yasin dan Tahlil di SDN Pangarangan 3 Sumenep: Melatih Kepemimpinan, Menumbuhkan Ketulusan Doa

Sumenep, 10 Oktober 2025 — Suasana penuh kekhusyukan kembali terasa di SDN Pangarangan 3 Sumenep pada Jumat pagi, 10 Oktober 2025. Kegiatan rutin pembacaan Yasin dan Tahlil yang telah memasuki minggu ke-10 ini berlangsung dengan khidmat di setiap kelas. Seluruh siswa tampak antusias mengikuti kegiatan religius tersebut, yang kali ini berlangsung di bawah bimbingan guru Pendidikan Agama Islam (PAI) Bu Wulan serta para guru tahfiz.

Minggu ke-10 Pembacaan Yasin dan Tahlil di SDN Pangarangan 3 Sumenep: Melatih Kepemimpinan, Menumbuhkan Ketulusan Doa
Suasana Minggu ke-10 Pembacaan Yasin dan Tahlil

Pembiasaan Religius yang Membentuk Karakter Siswa

Kegiatan pembacaan Yasin dan Tahlil telah menjadi rutinitas setiap Jumat pagi di SDN Pangarangan 3 Sumenep. Tujuannya bukan hanya untuk memperdalam nilai-nilai keagamaan, tetapi juga menanamkan karakter spiritual, disiplin, dan kebersamaan di kalangan siswa.

Setiap kelas melaksanakan kegiatan secara serentak dengan sistem bergiliran pemimpin doa. Para siswa diberi kesempatan tampil memimpin pembacaan Surat Yasin, doa Tahlil, dan penutup kegiatan dengan bimbingan lembut dari para guru.
Dalam minggu ke-10 ini, kegiatan berjalan lancar dan semakin menunjukkan kematangan siswa dalam memimpin doa dan menjaga kekhidmatan suasana.

Minggu ke-10 Pembacaan Yasin dan Tahlil di SDN Pangarangan 3 Sumenep: Melatih Kepemimpinan, Menumbuhkan Ketulusan Doa
Pembacaan Yasin dan Tahlil dari Pusat Pelantang


Di Bawah Bimbingan Bu Wulan dan Guru Tahfiz

Pelaksanaan kegiatan religius ini dipandu langsung oleh Bu Wulan, guru PAI SDN Pangarangan 3 Sumenep, bersama para guru tahfiz yang turut mendampingi setiap kelas.
Bu Wulan menuturkan bahwa kegiatan ini merupakan salah satu bentuk nyata pembelajaran spiritual yang diterapkan di lingkungan sekolah.

“Kami ingin anak-anak terbiasa dengan bacaan Yasin dan Tahlil sejak dini. Tidak hanya membaca, tetapi juga memahami maknanya dan menumbuhkan kecintaan terhadap Al-Qur’an,” jelas Bu Wulan di sela kegiatan.

Para guru tahfiz berperan penting dalam memastikan bacaan siswa terdengar jelas, tartil, dan sesuai kaidah. Mereka juga memberikan pembinaan langsung pada siswa yang menjadi pemimpin doa, agar percaya diri sekaligus menjaga adab selama kegiatan berlangsung.

Suasana Pembacaan Yasin dan Tahlil di kelas

Melatih Kepemimpinan Sejak Dini

Kepala Sekolah Zainal, S.Pd. mengapresiasi keterlibatan aktif guru PAI dan guru tahfiz dalam membimbing siswa. Ia menilai kegiatan ini tidak hanya memperkuat nilai religius, tetapi juga melatih kemampuan kepemimpinan dan tanggung jawab siswa sejak dini.

“Dengan pembiasaan seperti ini, anak-anak belajar memimpin dengan keberanian dan ketulusan. Setiap minggu ada kemajuan yang nyata — mereka semakin percaya diri dan paham bagaimana menjadi pemimpin yang baik,” ujar Zainal.

Guru pembimbing lain, S. Herianto, juga menambahkan bahwa kegiatan ini menjadi bagian penting dalam pendidikan karakter. Anak-anak belajar bahwa kepemimpinan sejati berawal dari keikhlasan, disiplin, dan semangat berbagi kebaikan.

Bersedekah dengan Doa yang Tulus

Selain melatih kepemimpinan, kegiatan pembacaan Yasin dan Tahlil juga menanamkan makna bersedekah dengan doa.
Anak-anak diajak memahami bahwa memberi tidak selalu dalam bentuk materi, tetapi bisa berupa doa tulus untuk orang tua, guru, dan sesama teman.

“Sedekah itu tidak harus uang. Doa yang kita panjatkan untuk orang lain juga bernilai sedekah di sisi Allah,” ungkap Bu Wulan ketika memberikan pengarahan kepada siswa sebelum kegiatan dimulai.
Pesan tersebut disambut dengan penuh perhatian oleh seluruh peserta kegiatan, yang kemudian melanjutkan pembacaan dengan lebih khusyuk.

Serentak di Seluruh Kelas

Seperti minggu-minggu sebelumnya, pembacaan Yasin dan Tahlil dilaksanakan serentak di seluruh kelas, mulai dari kelas 1 hingga kelas 6.
Masing-masing kelas memiliki petugas pembaca Yasin dan pemimpin doa yang ditentukan secara bergilir, agar setiap siswa mendapatkan kesempatan memimpin teman-temannya. Guru berperan sebagai pembimbing, sementara pelaksanaan kegiatan sepenuhnya dijalankan oleh para siswa.

Suasana Khidmat dan Penuh Kebersamaan

Sejak pagi, lantunan ayat suci terdengar merdu dari setiap ruang kelas, menciptakan suasana damai di lingkungan sekolah. Para guru tampak mendampingi dengan penuh kesabaran, sementara siswa mengikuti bacaan dengan sungguh-sungguh.
Kegiatan ini tidak hanya memperkuat aspek religius, tetapi juga mempererat hubungan antar siswa dan guru.

Kegiatan semacam ini diharapkan dapat terus berlanjut sebagai bagian dari pembiasaan positif di sekolah. Dengan dukungan seluruh warga sekolah, SDN Pangarangan 3 Sumenep semakin mantap menjadi Sekolah Ramah Anak yang Berkarakter Religius.

Penutup: Doa, Kepemimpinan, dan Ketulusan

Minggu ke-10 pembacaan Yasin dan Tahlil di SDN Pangarangan 3 Sumenep menjadi bukti nyata keberhasilan pembiasaan religius yang konsisten.
Dengan bimbingan Bu Wulan dan para guru tahfiz, siswa tidak hanya belajar membaca Al-Qur’an, tetapi juga belajar menjadi pemimpin yang beriman, berakhlak, dan penuh kasih sayang.

“Kami berharap kegiatan ini terus menjadi tradisi sekolah yang melahirkan generasi berkarakter, berjiwa pemimpin, dan senantiasa bersedekah dengan doa yang tulus,” pungkas Kepala Sekolah Zainal, S.Pd.



#SDNPangarangan3 #YasinTahlil #BuWulan #GuruTahfiz #PendidikanKarakter #DoaBersama #KepemimpinanSiswa #SekolahRamahAnak #Sumenep

0 Comments