Sumenep – Siang itu, panas terasa menyengat di halaman SDN Pangarangan 3 Sumenep. Namun, suasana berbeda tampak jelas di salah satu ruang kelas — kelas 3A, yang dikenal dengan nama Kelas Garuda. Di tengah udara yang terik dan jam belajar yang sudah mendekati waktu pulang, justru terdengar tawa riang dan sorak semangat dari para siswa. Semua berawal dari satu kata yang membuat mereka kembali berenergi penuh: Perkalian!
![]() |
Mereka Menagih Perkalian |
Ya, di kelas 3A SDN Pangarangan 3, perkalian merupakan momen yang ditunggu-tunggu setiap hari. Menurut gurunya, bahkan saat tidak ada jadwal matematika pun, anak-anak selalu meminta agar mereka diberi kesempatan mencongak atau menjawab soal perkalian secara langsung. “Setiap hari mereka menagih perkalian, seperti tidak lengkap rasanya belajar tanpa mencongak,” ujar salah satu guru kelas sambil tersenyum.
Kelas Garuda: Simbol Semangat dan Disiplin
Kelas 3A di SDN Pangarangan 3 dikenal dengan sebutan Kelas Garuda, sebuah gelar yang mencerminkan keteguhan, keberanian, dan semangat tinggi. Nama itu bukan sekadar simbol, tapi benar-benar hidup dalam diri para siswanya. Mereka dikenal sebagai kelompok yang aktif, ceria, dan kompak dalam segala kegiatan belajar.
Meskipun jam belajar sering kali bertepatan dengan waktu yang membuat kantuk datang — sekitar pukul 11.00 hingga 12.50 siang — semangat siswa Kelas Garuda justru meningkat ketika guru mulai menyebut kata perkalian. Dalam hitungan detik, tangan-tangan kecil mereka terangkat tinggi, berlomba ingin menjawab pertanyaan guru.
“Kadang baru selesai pelajaran Bahasa Indonesia, tiba-tiba mereka berseru, ‘Pakguru, ayo perkalian!’” cerita sang wali kelas. “Padahal matahari sedang terik sekali, tapi mereka tetap semangat seperti baru mulai belajar.”
Mencongak: Cara Belajar yang Menyenangkan
Bagi siswa Kelas Garuda, mencongak perkalian adalah bagian dari permainan otak yang memacu adrenalin dan rasa percaya diri. Setiap kali guru menyebutkan soal seperti “8 kali 7” atau “9 kali 6,” suasana kelas langsung berubah menjadi arena kompetisi yang penuh semangat.
Siswa yang menjawab cepat mendapat tepuk tangan dari teman-temannya. Namun, bukan soal menang atau kalah yang membuat kegiatan ini istimewa — melainkan kebersamaan dan kegembiraan belajar yang mereka rasakan.
“Kalau sudah mencongak, rasanya seperti lomba tapi seru. Tidak tegang, malah bikin hepi,” kata salah satu siswa dengan polos.
Menariknya, metode sederhana ini ternyata memberi dampak besar terhadap kemampuan berhitung dan daya ingat siswa. Mereka jadi lebih cepat memahami pola perkalian dan mampu mengaplikasikannya dalam soal matematika lainnya. Selain itu, kegiatan mencongak juga melatih konsentrasi, ketelitian, dan kecepatan berpikir — tiga keterampilan penting di jenjang pendidikan dasar.
Cuaca Panas Bukan Halangan untuk Belajar
Bagi sebagian siswa, panas siang hari bisa jadi alasan untuk bermalas-malasan. Tapi tidak untuk anak-anak Kelas Garuda. Meskipun keringat menetes dan udara di luar terasa menyengat, wajah mereka tetap ceria. Mereka tahu bahwa setiap sesi perkalian akan menghadirkan keseruan tersendiri.
Sang guru mengakui bahwa energi positif yang muncul dari anak-anak saat perkalian benar-benar luar biasa. “Kadang saya sendiri ikut terbawa suasana. Begitu mereka mulai mencongak, saya lupa kalau cuacanya sedang sangat panas. Suasana kelas jadi hidup,” tuturnya.
Rahasia di Balik Semangat Kelas Garuda
Ada rahasia kecil di balik semangat luar biasa ini: pembiasaan dan rasa percaya diri. Setiap hari, guru memberikan tantangan mencongak dengan cara berbeda — kadang individual, kadang berkelompok. Tantangan ini bukan untuk menilai, tetapi untuk membangun mental juang dan kegigihan.
Siswa didorong untuk berani menjawab, meskipun terkadang salah. Kesalahan dianggap bagian dari proses belajar yang menyenangkan.
“Di kelas ini tidak ada yang takut salah. Mereka tahu setiap percobaan adalah kesempatan untuk belajar lagi,” jelas wali kelas.
Pendekatan seperti ini sesuai dengan semangat Merdeka Belajar, di mana siswa didorong untuk aktif, kreatif, dan berpikir kritis dalam suasana yang menyenangkan. SDN Pangarangan 3 memang dikenal sebagai sekolah yang menekankan pembelajaran bermakna dengan pendekatan humanis — menjadikan anak sebagai pusat pembelajaran.
Matematika Jadi Cerita, Bukan Sekadar Angka
Yang membuat kisah Kelas Garuda menarik adalah bagaimana matematika yang sering dianggap sulit, justru menjadi cerita harian yang dinantikan. Anak-anak tidak melihatnya sebagai angka yang rumit, tapi sebagai permainan logika dan kecepatan.
Metode perkalian mencongak juga membantu membentuk karakter:
-
Disiplin berpikir cepat dan tepat,
-
Tanggung jawab terhadap jawaban sendiri, dan
-
Kerja sama tim saat bermain kelompok.
Anak-anak jadi terbiasa menghadapi tantangan dengan senyum. Mereka tumbuh dengan mindset positif bahwa kesulitan bisa dihadapi dengan semangat dan kegembiraan.
Kegembiraan Kelas Garuda di SDN Pangarangan 3 Sumenep membuktikan bahwa belajar bisa menjadi pengalaman yang menggembirakan, bukan sesuatu yang menakutkan. Bahkan di bawah terik matahari, semangat mereka tetap berkobar karena satu hal sederhana: mereka mencintai proses belajar itu sendiri.
Dari Kelas Garuda, kita belajar bahwa semangat belajar sejati tidak memerlukan fasilitas mewah atau ruangan ber-AC. Cukup dengan hati yang ikhlas, guru yang kreatif, dan anak-anak yang bahagia — maka setiap pelajaran, termasuk perkalian, bisa menjadi sumber kebahagiaan.
#SDNPangarangan3 #KelasGaruda #BelajarMenyenangkan #MatematikaCeria #PerkalianMencongak #SekolahDasarSumenep #PendidikanBermakna
0 Comments