Terima Bantuan Buku Cerita Anak Berbahasa Madura dari Sokola Institut Yogyakarta

Sumenep, 13 September 2025 – Gerakan literasi kembali mendapat energi baru di SDN Pangarangan 3 Sumenep. Pada hari ini, sekolah menerima bantuan buku cerita anak berbahasa Madura dari Sokola Institut, sebuah lembaga pendidikan nirlaba berbasis di Yogyakarta yang berkomitmen pada pengembangan literasi masyarakat adat dan marjinal.

Penyerahan buku berlangsung di perpustakaan sekolah dengan suasana penuh semangat. Kepala sekolah, Zainal, S.Pd., menyerahkan buku-buku tersebut langsung kepada Bu Eva Anggraeni, selaku petugas perpustakaan. Setelah dicatat sebagai inventaris baru, murid-murid pun langsung mengantre untuk membaca koleksi terbaru ini.

Bantuan Buku Cerita Anak Berbahasa Madura dari Sokola Institut di SDN Pangarangan 3 Sumenep

Antusiasme Murid Membaca Buku Berbahasa Madura

Tidak seperti biasanya, antrean panjang tampak memenuhi ruang baca sekolah. Para siswa terlihat begitu penasaran dan bersemangat membuka lembaran demi lembaran cerita berbahasa Madura. Keriangan terpancar dari wajah mereka, seolah menemukan sesuatu yang dekat dengan kehidupan sehari-hari namun dikemas dalam bentuk bacaan yang menyenangkan.

Menurut Bu Eva Anggraeni, kehadiran buku-buku ini menjadi penambah energi dalam menjalankan program budaya literasi sekolah. "Biasanya anak-anak membaca buku dongeng dalam bahasa Indonesia. Kali ini mereka menemukan buku dengan bahasa ibu, sehingga lebih mudah dipahami dan terasa lebih akrab," ujarnya.





Ucapan Terima Kasih untuk Sokola Institut

Kepala sekolah, Zainal, S.Pd., menyampaikan apresiasi tinggi atas kepedulian Sokola Institut. “Kami mengucapkan terima kasih kepada Sokola Institut atas bantuan buku ini. Upaya ini tidak hanya memperkaya koleksi perpustakaan, tetapi juga memperkuat identitas budaya Madura di kalangan generasi muda. Anak-anak kami dapat tumbuh dengan literasi yang lebih membumi sekaligus membanggakan,” ucapnya.

Ia juga menambahkan bahwa komunikasi dengan pihak Sokola Institut berjalan sangat baik. Kontak dilakukan oleh Ibu Tuty dari Sokola Institut, yang menghubungi sekolah untuk memastikan distribusi bantuan berjalan lancar.

https://www.sokola.org/home
https://www.sokola.org/home

Mengenal Sokola Institut: Lembaga Literasi dari Yogyakarta

Sokola Institut adalah lembaga nonprofit yang sejak awal berdiri berfokus pada pendidikan masyarakat adat dan komunitas marjinal di Indonesia. Berbasis di Jakarta, lembaga ini menekankan pentingnya literasi sebagai pintu masuk untuk memperjuangkan kemandirian, keadilan, dan hak atas sumber daya alam.

Buku tersebut merupakan hasil terjemahan dari anak-anak Sokola Kaki Gunung yang berlokasi di Dusun Sumber Candik Desa Panduman Kecamatan Jelbuk Jember. Terima kasih, anak-anak Sokola Kaki Gunung.

Visi Sokola Institut

Masyarakat adat berdaulat atas tanah, sumber daya alam, dan mampu menentukan nasibnya sendiri melalui proses belajar yang berakar pada pengetahuan lokal.

Misi Sokola Institut

  1. Mengembangkan program pendidikan sesuai nilai dan persoalan masyarakat adat.

  2. Melakukan asesmen serta manajemen pengetahuan untuk memperjuangkan hak masyarakat adat.

  3. Mengembangkan kampanye dan proses belajar berbasis pengetahuan lokal agar relevan dengan tantangan zaman.

Sokola Institut percaya bahwa masyarakat adat bukan kelompok pasif. Mereka memiliki sistem pengetahuan tradisional yang diwariskan antargenerasi, dan pada saat yang sama, mereka juga membutuhkan akses pada pengetahuan baru untuk menghadapi perkembangan modernitas.

Relevansi Buku Berbahasa Madura bagi Sekolah

Buku cerita anak berbahasa Madura yang diterima SDN Pangarangan 3 Sumenep memiliki makna strategis. Tidak hanya sebagai bacaan hiburan, buku ini juga memperkuat berbagai program unggulan sekolah seperti:

  • Adab 5S (Senyum, Salam, Sapa, Sopan, Santun) dan 19 Adab Murid – menguatkan karakter murid dengan kearifan lokal.

  • Jurnal 7 Kebiasaan Anak Indonesia Hebat (KAIH) – mendorong pembiasaan literasi harian yang lebih dekat dengan keseharian siswa.

  • KaryaKoin – inovasi digital sekolah dalam literasi finansial dan digital yang turut mendorong kreativitas anak.

  • M2M (Murid untuk Murid) – budaya saling berbagi, termasuk dalam literasi dan pengalaman membaca.

Dengan hadirnya buku-buku ini, murid diharapkan lebih mencintai bahasa daerahnya, sekaligus menjadi bagian dari generasi muda yang berakar pada budaya namun siap menghadapi masa depan.

Dampak Positif Bantuan Buku

  1. Memperkaya koleksi perpustakaan sekolah dengan bahan bacaan khas daerah.

  2. Menguatkan identitas budaya Madura melalui bahasa ibu.

  3. Meningkatkan minat baca murid karena merasa dekat dengan isi bacaan.

  4. Mendukung Kurikulum Merdeka dengan pembelajaran yang lebih kontekstual dan berdiferensiasi.

  5. Mendorong literasi inklusif, selaras dengan misi sekolah sebagai ruang belajar untuk semua.

0 Comments