Kurikulum Merdeka Digantikan dengan Kurikulum DeepLearning yang Berfokus pada Mindful dan Joyful Learning: Katanya

Jakarta, 6 November 2024 - Setelah dilantiknya Abdul Mu’ti sebagai Menteri Pendidikan dalam kabinet Presiden Prabowo Subianto, pemerintah telah menyatakan akan melakukan evaluasi menyeluruh terhadap Kurikulum Merdeka yang sebelumnya diperkenalkan oleh Menteri Pendidikan Nadiem Makarim. Langkah ini menandai perubahan besar dalam arah pendidikan nasional dengan peralihan ke konsep "Kurikulum DeepLearning" yang mengedepankan indikator mindful dan joyful learning sebagai prinsip pembelajaran utama.

Kurikulum Merdeka Digantikan dengan Kurikulum DeepLearning yang Berfokus pada Mindful dan Joyful Learning: Katanya


Perubahan Paradigma dalam Pendidikan Nasional

Di bawah kepemimpinan Abdul Mu’ti, Kementerian Pendidikan mengusulkan bahwa kurikulum baru ini akan mendorong pembelajaran yang lebih berpusat pada siswa dengan pendekatan mendalam yang mengutamakan aspek emosional dan mental positif. Mindful learning atau pembelajaran dengan kesadaran penuh akan mengajak siswa untuk lebih fokus, mengenali, dan mengelola emosinya selama proses belajar. Sementara itu, joyful learning menekankan suasana belajar yang menyenangkan, mengurangi tekanan, dan menjadikan kelas sebagai tempat yang penuh antusiasme dan kreativitas.

Dalam pernyataannya, Mu’ti mengungkapkan bahwa sistem pendidikan sebelumnya, khususnya Kurikulum Merdeka, membutuhkan penyesuaian lebih lanjut. Evaluasi ini dilakukan dengan harapan dapat meningkatkan kualitas pembelajaran secara lebih merata dan menyeluruh, serta mengatasi beberapa permasalahan, seperti disparitas kualitas pendidikan di berbagai daerah. Konsep kurikulum yang mindful dan joyful ini dinilai dapat membantu siswa tidak hanya menguasai pengetahuan, tetapi juga mengembangkan kesehatan mental dan kebahagiaan dalam belajar. Pemerintah berharap pendekatan baru ini akan meningkatkan kemampuan siswa dalam berbagai bidang, terutama literasi, sains, dan matematika.

Prioritas Pengembangan Kompetensi STEM

Presiden Prabowo juga menaruh perhatian besar pada penguatan STEM (Science, Technology, Engineering, and Mathematics) dalam pendidikan dasar. Program penguatan STEM ini akan difokuskan pada pengembangan matematika di tingkat dasar untuk membangun fondasi yang kuat bagi siswa. Pihak kementerian menyatakan bahwa pendekatan ini akan mendukung siswa dalam menghadapi tantangan global di bidang sains dan teknologi. Dengan kurikulum DeepLearning yang berorientasi mindful dan joyful, pembelajaran STEM diharapkan menjadi lebih menarik, sehingga siswa tidak hanya paham konsep-konsep dasar, tetapi juga termotivasi untuk mengeksplorasi lebih jauh tanpa tekanan berlebihan.

Meningkatkan Kesejahteraan Guru dan Pengukuran Kualitas melalui Skor PISA

Dalam rangka mendukung penerapan kurikulum baru ini, Kementerian Pendidikan juga berkomitmen meningkatkan kesejahteraan guru melalui anggaran khusus yang telah disiapkan untuk tahun 2025. Kebijakan peningkatan kesejahteraan ini sejalan dengan program "Quick Win" yang diusung oleh Presiden Prabowo untuk meningkatkan motivasi dan kualitas pengajaran di sekolah. Selain itu, peningkatan kualitas pendidikan diharapkan akan terukur melalui skor Programme for International Student Assessment (PISA) yang akan digunakan sebagai salah satu indikator keberhasilan reformasi pendidikan.

Evaluasi Terhadap Ujian Nasional dan Sistem Zonasi

Menteri Pendidikan juga mempertimbangkan perubahan pada sistem zonasi dan Ujian Nasional. Kebijakan ini sedang dikaji ulang untuk menemukan pendekatan yang lebih relevan dan sesuai dengan kondisi pendidikan di lapangan. Ujian Nasional yang selama ini menjadi standar kelulusan mungkin akan digantikan dengan metode evaluasi yang lebih holistik, yang mencakup aspek karakter dan keterampilan siswa dalam berpikir kritis.

Respon Masyarakat dan Praktisi Pendidikan

Kurikulum DeepLearning mendapat perhatian besar dari masyarakat dan praktisi pendidikan, dengan harapan bahwa pendekatan mindful dan joyful ini dapat mengatasi berbagai tantangan dalam pendidikan, seperti tekanan akademis yang berlebihan, kurangnya minat belajar, dan masalah kesehatan mental pada siswa. Kebijakan baru ini diharapkan mampu menciptakan suasana belajar yang lebih positif dan mendukung siswa menjadi pembelajar yang mandiri serta lebih adaptif terhadap perubahan zaman.

Dari aspek implementasi, Kementerian Pendidikan juga akan melakukan dialog dan konsultasi dengan para ahli pendidikan dan masyarakat guna memastikan kurikulum ini bisa diterapkan dengan baik di seluruh satuan pendidikan. Melalui pendekatan baru ini, pendidikan Indonesia diharapkan mampu mencetak generasi yang tidak hanya cerdas secara akademis, tetapi juga memiliki keseimbangan emosional dan kebahagiaan dalam proses belajarnya.

Dengan berbagai upaya ini, diharapkan bahwa pendidikan Indonesia bisa mencapai kualitas yang lebih baik dan mampu bersaing di tingkat internasional.


 

0 Comments